Minggu, 03 Januari 2010

DAKWAH PAPUA KIAN MEMNGGELIAT

ara dai di Papua tak lama lagi akan memiliki kapal laut yang akan digunakan untuk syiar Islam.

JAKARTA–Aktivitas dakwah Islamiyah di Papua tampaknya akan semakin meningkat. Ketua Umum Al-Fatih Kaffah Nusantara (AFKN), Ustaz Fadzlan Gharamatan, mengatakan, sangat optimistis gerakan dakwah di wilayah paling timur itu bakal kian menggeliat. Pasalnya, kata dai pedalaman asal Papua itu, dalam waktu dekat AFKN akan memiliki kapal laut yang akan digunakan untuk syiar Islam.

”Ini rahmat dari Allah SWT. Selama ini, kami harus menyewa kapal dan boat yang harganya sangat mahal agar bisa berdakwah. Dengan cara itu, kita hanya mampu menjangkau tiga titik yang mestinya bisa mencapai 10 titik,” ujar Ustaz Fadzlan kepada wartawan di Jakarta, Senin (13/4).

Menurut Ustaz Fadzlan, dengan memiliki kapal laut sendiri, para juru dakwah akan mudah bersilaturahim dengan umat Islam dan berdakwah di Papua. ”Insya Allah, dengan memiliki kapal laut sendiri, kita bisa lebih mudah bersilaturahim dengan saudara-saudara kita di berbagai pelosok di Papua,” ungkapnya.

Kehadiran kapal laut pun, tutur dia, bisa membantu umat Muslim di wilayah pelosok untuk memasarkan hasil pertaniannya. Dengan begitu, kata Ustaz Fadzlan, perekonomian umat Muslim di Papua bisa meningkat. Selama 10 tahun terakhir menyebarkan agama Allah SWT di Papua–yang dikenal sangat luas dan dikelilingi perairan–masalah transportasi merupakan kendala terberat.

”Terkadang, kita harus berhari-hari mengarungi laut dengan perahu. Belum lagi harga bensin di Papua yang semakin ke pedalaman harganya kian mahal bisa sampai Rp 23 ribu per liter,” tutur Ustaz Fadzlan. Akibatnya, lanjut dia, biaya pun habis untuk bahan bakar. ”Padahal, amanah berupa sedekah dari umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia melalui AFKN dimaksudkan agar bisa dinikmati umat Islam di Papua.”

Pihaknya merasa optimistis, dengan memiliki kapal laut sendiri, gerakan dakwah di Papua akan berjalan semakin cepat dan meluas. Tak hanya aktivitas dakwah yang bakal semakin menggeliat dan cepat, menurut Ustaz Fadzlan, perekonomian masyarakat pedalaman juga bisa terbantu.

”Dalam kegiatan dakwah di pedalaman, kami sering membantu saudara-saudara kami untuk memasarkan hasil karya tangan ataupun pertanian mereka. Sering kali, karena kesulitan alat transportasi, yang dapat dibawa tidak banyak,” paparnya. Pihaknya berharap, dengan adanya kapal laut, hasil panen atau kerajinan yang dihasilkan masyarakat Papua pedalaman bisa dipasarkan dalam jumlah yang banyak.

Menurut Ustaz Fadzlan, sistem perdagangan di kawasan pedalaman Papua masih menggunakan sistem barter. ”Membayar sagu dengan kelapa atau hasil tanaman lainnya masih berlaku di sana,” ucapnya. Pihaknya berharap, umat Muslim Papua nantinya bisa memiliki lebih banyak kapal laut. ”Ya, kami sangat bersyukur atas kerja keras Badan Wakaf Alquran sehingga kami bisa memiliki satu kapal laut yang kami beri nama AFKN Khilafah 1. Mudah-mudahan, di masa yang akan datang, jumlah kapal laut yang bisa digunakan untuk kegiatan dakwah Islam bisa bertambah,” ujar Ustaz Fadzlan sumringah. Senin (13/4) kemarin, Badan Wakaf Alquran (BWA) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Cariata Boat Indonesia. Penandatanganan MoU itu dilakukan oleh Ketua BWA, Heru Binawan, dan Direktur utama PT Carita Boat Indonesia, Budi Suchaeri. Diharapkan, pada akhir Juni mendatang, kapal laut seharga Rp 600 juta yang mampu menampung 20 penumpang dan membawa beban seberat 10 ton sudah selesai pembuatannya.

”Insya Allah, sebelum 17 Agustus 2009, kapal laut tersebut sudah bisa diserahterimakan,” ungkap Budi Suchaeri, direktur utama PT Carita Boat Indonesia, selaku pembuat kapal laut. Budi mengungkapkan, kapal laut yang memiliki panjang 13,5 m dan lebar 3,3 meter ini memiliki kabin sebesar metromini.

”Kacanya dibuat lebar untuk mendapatkan view yang bagus. Bahannya terbuat dari fiberglass. Umurnya bisa mencapai 25 tahun. Dibandingkan kapal yang terbuat dari bahan kayu, kata dia, kapal tersebut perawatannya sangat sederhana.

Kapal laut itu akan dilengkapi mesin enam silinder yang harganya cukup mahal, tapi kualitasnya sangat bagus. Kapal laut yang akan digunakan untuk dakwah di Papua itu dilengkapi standar keselamatan, seperti rakit penyelamat, ringboy, karet pelampung, serta alat komunikasi. dam

Sumber: REPUBLIKA, 14 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar